Ket foto : Nampak tanaman jagung di Desa Oeue yang mengalami gagal panen.
Laporan Reporter SUARA TTS. COM, Dion Kota.
SUARA TTS. COM | SOE – Warga Desa Oeue dan Desa Oof, Kecamatan Kuatnana mengeluhkan hasil panen tahun ini yang sangat buruk akibat gagal tanam dan gagal panen. Hasil panen jagung mereka turun hingga lebih dari 70 persen.
Daniel Sesfao, warga Oeue mengaku, hasil panen jagung tahun ini sangat buruk. Jika sebelumnya, dari setengah hektar lahannya mampu menghasilkan puluhan “kuda” jagung, tahun ini hanya mampu menghasilkan 8 kuda ikat jagung. Hal ini menurutnya disebabkan oleh karena mayoritas tanaman jagungnya mengalami gagal tanam dan gagal panen.
“ Ini tahun hasil jagung buruk kakak. Saya hanya dapat 8 kuda ikat jagung saja. Itu juga bulernya kecil. Padahal tahun sebelumnya saya bisa dapat sampai 30 kuda ikat jagung. Ini tahun banyak yang tidak ada isi,” ungkap Daniel dengan nada kecewa.
Selain Daniel, Ibrahim Faot warga Oeue lainnya juga mengeluhkan hasil panen jagung yang menurun drastis. 1 Ha lahan jagungnya hanya mampu menghasikan 21 kuda ikat jagung. Padahal biasanya, dari lahan tersebut Ibrahim mampu memanen hingga 60-an kuda ikat jagung.
“ Ini tahun dapat sedikit saja. Banyak yang gagal panen. Saya hanya dapat 21 kuda ikat jagung saja,” sebutnya.
Thimotius Faot, warga Desa Oof menyebut tahun ini sebagai tahun gelap. Pasalnya hasil panen jagung di desa tersebut turun hingga 80 persen.
“ Ini tahun jagung hasil jelek. Masyarakat mengeluh semua. Hasil panen turun sampai 80 persen. Tidak hanya lahan masyarakat yang gagal, lahan percontohan desa juga ikut gagal,” ungkap pria yang pernah menjabat sebagai Kades Oof ini.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Desa Oelbubuk, Yunus Taboen menyebut desanya mengalami gagal tanam dan gagal panen jagung tahun ini. Hal ini menurut Yunus, disebabkan karena curah hujan yang terlalu tinggi dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
“ Hujan tahun ini intensitasnya sangat tinggi dan jangka waktunya sangat panjang sehingga masyarakat tidak sempat melakukan pengolahan lahan. Akibatnya ada warga yang mengalami gagal tanam, ada juga yang mengalami gagal panen jagung,” ungkap Yunus kepada media, Kamis 30 Maret 2023.
Dirinya mengaku, akibat gagal panen jagung tersebut, masyarakat menjadi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga. Apa lagi saat ini harga beras juga melambung. (DK)
Editor : Erik Sanu