Ket foto :Direktris CV Bunga Desa, Mery Nenometa (sumber foto, Facebook, Meryana Nenometa.
Laporan Reporter SUARA TTS. COM, Dion Kota.
SUARA TTS. COM | SOE – Mery Nenometa, Direktris CV Bunga Desa akhirnya angkat bisa bicara terkait dugaan pemberian janji uang muka (DP) mobil pick up kepada Kades Nifulinah, Martinus Tkela untuk mendapatkan proyek pekerjaan jalan rabat beton (supplier) tahun anggaran 2022.
Mery menyebut dirinya tidak pernah memberikan janji uang muka pembelian satu unik pick up kepada Kades Nifulinah.
“ Saya tidak pernah janji uang muka untuk Kades Nifulinah,” tulisnya dalam pesan WhatsApp yang diterima SUARA TTS. COM Senin malam.
Berdasarkan nomor dan tanggal SPK nomor:5/SPK/TPK desa nifulina/ xl/2022, tertanggal 8 Nopember2022 lanjut Mery, pihaknya menerima pekerjaan pengadaan bahan dan alat pekerjaan peningkatan jalan rabat baton (100 meter) dan pembangunan TPT(200 meter). Berdasar SPK tersebut semua bahan dan material sudah diturunkan. Sedangkan untuk penyelesaian pekerjaan rabat beton dan bangunan TPT bukan menjadi tanggung jawab dirinya.Ket foto : Kwitansi penyerahan uang.
Namun anehnya, berdasarkan bukti kwitansi pembayaran yang ditunjukkan Kades Martinus, uang pembayaran material bangunan tersebut diberikan pada 7 Juli tahun 2022
“ Saya sudah kasih turun material bangunan semua. Mau selesai atau tidak pekerjaan tersebut bukan tanggung jawab saya,” sebutnya.
Terkait permintaan pengembalian uang sebesar 37 juta yang diminta pihak pemerintah Desa Nifulinah sebagai dampak dari material bangunan yang disebut Kades dan TPBJ belum seluruhnya diturunkan, Mery enggan memenuhi permintaan tersebut. Mery menyebut seluruh material bangunan sudah diturunkan.
“ Saya telah melaksanakan pekerjaan pengadaan bahan/ material sesuai SPK, sesuai jenis, jumlah dan spesifikasi teknis. Apa yang dikatakan Ketua TPBJ Yulea Fallo dan Kades Martinus Tkela tidak benar,” terangnya.
Diberitakan sebelumnya, Pekerjaan jalan rabat beton sepanjang 100 meter tahun anggaran 2022 di Dusun A, Desa Nifulinah, Kecamatan Fatukopa hingga kini tak kunjung tuntas. Dari target 100 meter, hingga kini pekerjaan baru dilakukan sepanjang kurang lebih 9 meter.
Tak tuntasnya pekerjaan tersebut sebagai buntut dari ulah supplier, CV Bunga Desa yang tak menurunkan material bangunan sesuai pembayaran.
Padahal pihak desa telah membayar material bangunan senilai 58 juta lebih pada 7 Juli 2022 yang diterima Mery Nenometa selaku Direktris CV Bunga Desa. Usai menerima uang tersebut, bukannya langsung menurunkan material bangunan sesuai pesanan, Mery justru hanya menurunkan material sebagian kecil dari pesanan hingga membuat pekerjaan jalan rabat beton tersebut mandek.
Ketua TPBJ, Yulea Fallo menyebut penunjukan CV Bunga Desa dilakukan oleh kepala desa, Martinus Tkela tanpa sepengetahuan dirinya. Bahkan, pembayaran material senilai 58 juta lebih tersebut langsung dilakukan kepala desa tanpa sepengetahuan dirinya.
Usai menerima uang pembayaran, Mery baru menurunkan sebagian kecil material bangunan hingga akhirnya pekerjaan mandek.
“ Bulan Agustus itu dia (Mery) kasih turun material pasir, semen dan kerikil sebagian saja sehingga hanya dapat kerja tembok penahan dengan jalan rabat sepotong itu,” ungkap Yulea kepada SUARA TTS. COM, Senin 27 Maret 2023.
Yulea mengaku, dirinya sudah meminta kepada Mery untuk menurunkan sisa material bangunan tapi Mery hanya memberikan janji. Bahkan diundang untuk rapat evaluasi pun Mery tak hadir dengan alasan sibuk. Barulah pada Desember Mery kembali menurunkan sebagian material bangunan, itu pun tidak sesuai pesanan.
“ Kita kasih surat undangan ke Ibu Mery untuk rapat evaluasi juga tidak mau hadir, alasan sibuk ada urusan lain. Bahkan saya tagih sampai ke rumah tapi hanya dapat janji saja. Desember 2022 baru dia kasih turun sebagian kecil lagi,” terangnya.Ket Foto : Kepala Desa Nifulinah, Martinus Tkela.
Kepala Desa Nifulinah, Martinus Tkela membenarkan jika penunjukan CV Bunga Desa dilakukan dirinya tanpa sepengetahuan TPBJ. Dirinya tergiur dengan janji Mery Nenometa yang akan membantunya uang muka (DP) guna membeli satu unit mobil pick up. Mirisnya, uang muka mobil pick up tak didapat, bahan material pun tak kunjung diturunkan seluruhnya. (DK)
Editor : Erik Sanu