Ket Foto : Nampak kegiatan ektra strategi I WIL di Desa Biloto
Laporan Reporter SUARA TTS. COM, Dion Kota
SUARA TTS. COM | SOE – Setelah enam tahun berjalan, akhirnya program I-WIL di Desa Biloto, Kecamatan Mollo Selatan, Kabupaten TTS sampai pada titik akhir. Oleh sebab itu, Jumat 19 Mei 2023 dilakukan workshop exit strategi program I-WIL bertempat di kantor Desa Biloto. Hadir dalam kegiatan tersebut Ansy Rihi Dara SH, Program manager Konsorsium Timor Adil dan Setara, Direktris Yayasan Sanggar Suara Perempuan (SSP), Rambu Mella, Kapolsek Mollo Selatan, Iptu Basilius Don Rena, perangkat desa Biloto, Tokoh agama, Tokoh masyarakat dan warga Desa Biloto.
Untuk diketahui, program I-WIL yang dilaksanakan oleh Yayasan SSP sendiri berfokus pada tiga Issue yaitu, pengurangan kekerasan terhadap perempuan, pemberdayaan ekonomi perempuan dan mendorong kepemimpinan perempuan.
Jemry, pengelola program I-WIL di Desa Biloto memaparkan sejumlah pencapaian dalam program I-WIL. Selama enam tahun berjalan, melalui program I-WIL berhasil membentuk kelompok paralegal yang fokus terhadap penanganan dan pencegahan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Selain itu, kelompok paralegal berhasil menjalin kerja sama dengan pemerintah desa dan stakeholder terkait. Program I-WIL juga berhasil mendorong Pemdes mengesahkan SK kelompok Jaringan Peduli Masalah Perempuan di Desa Biloto.
“ Kelompok paralegal yang kita bentuk berhasil membangun kerjasama dengan pemerintah desa guna mendukung tiga Issue yang menjadi fokus dalam program I-WIL,” ungkap Jemry.Ket foto :Nampak peserta workshop ekstra strategi I WIL saat pose bersama.
Melalui program I-WIL juga lanjut Jemry, Kelompok paralegal pada tahun 2020 mendapatkan dukungan anggaran dan kebijakan dari pemerintah desa. Pemdes Biloto juga ikut menyelenggarakan perlindungan perempuan dan anak. Adanya sistem penanganan (SOP) terhadap kasus kekerasan terhadap perempua
“ Di Desa Biloto jika ada kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, sudah ada SOP penanganannya. Itu hasil kerja program I-WIL,” terangnya
Enam tahun berjalan dikatakan Jemry, Program I-WIL juga berhasil membangun komitmen dengan pemerintah desa Biloto dalam mendorong kepemimpinan perempuan di desa Biloto. Dimana perempuan diberikan ruang untuk ikut seleksi perangkat desa
“ Desa Biloto ada Dua kepala dusun dan Dua Kaur perempuan. Selain itu, ada juga perempuan yang menduduki posisi pengambil keputusan pada organisasi non formal misalnya organisasi kepemudaan atau kepanitiaan pemuda, ini sesuatu yang baik sebagai bagian upaya untuk mendukung kepemimpinan perempuan” pungkasnya
Direktur Yayasan SSP, Rambu Mella menegaskan, walaupun program I-WIL telah berakhir, Yayasan SSP tetap berkomitmen hadir mendampingi masyarakat baik melalui program pelatihan, pendampingan maupun diskusi guna meningkatkan kapasitas masyarakat.
“ Setiap program pasti ada masanya sehingga pasti akan ada waktu untuk berakhir. Tetapi kita (Yayasan SSP) akan tetap bersama-sama masyarakat,” tegasnya
Ditambahkan Ansy Rihi Dara, program manager Konsorsium Timor Adil dan Setara, melalui program I-WIL, Konsorsium Timor Adil dan Setara terus mendorong upaya menekan kasus kekerasan terhadap perempuan dana anak. Selain itu, konsorsium Timor adil dan setara terus mendorong peningkatan ekonomi perempuan serta mendorong terciptanya kesetaraan gender dan keadilan bagi kaum perempuan agar bisa menjadi pemimpin.
“ Kita berharap nilai-nilai atau hal baik yang didapat dalam program I-WIL bisa terus ditularkan kepada masyarakat luas terutama anak muda,” pintanya.
Bapak Kapolsek “Terima kasih, kami dari kepolisian mengucap syukur dan berterima kasih untuk kegiatan ini. Kegiatan ini secara tidak langsung membantu kepolisian. Kepolisian lebih senang melakukan pencegahan. Kami bangga kalau tidak ada kasus. Untuk kasus Desa Biloto dari 2019-2023 lebih dari 4 kasus dan harapan saya kelompok yang sudah terbentuk jalan terus karena sudah ada anggaran dan kelompok bisa membuat penyuluhan kepada pihak sekolah. Kami senang jika kelompok yang ada bekerja sama dengan pihak polsek untuk melakukan pencegahan kasus terhadap perempuan dan anak. Di kepolisian ada kegiatan patroli dan ada yang senang dan tidak senang, yang tidak senang adalah orang yang sering melakukan kekerasan. Saya berharap kelompok disini aktif untuk melakukan penyuluhan sehingga kekerasan berkurang dan akhirnya setiap orang menjadi polisi untuk diri sendiri dan kita berharap bahwa rumah tangga yang kita bina ada dalam kesejukan dan kedamaian. Dan faktor ekonomi menjadi salah satu penyebab tetapi jika kita bekerja sama saya yakin kita bisa minimalisir berbagai persoalan yang terjadi,” tandasnya. (DK)
Editor : Erik Sanu
Itís difficult to find educated people for this subject, but you seem like you know what youíre talking about! Thanks