Ket foto : Siprianus Selan, warga Desa Tublopo.
Laporan Reporter SUARA TTS. COM. Dion Kota.
SUARA TTS. COM | SOE – Warga Desa Tublopo, Kecamatan Amanuban Barat mengeluh hasil panen jagung tahun ini yang sangat kurang. Penderitaan masyarakat bertambah dengan naiknya harga beras yang tembus hingga 15 ribu per kilonya.
Akibatnya, masyarakat Dusun B dan C banyak yang memilih untuk merantau guna mencukupi kebutuhan keluarga.
Kaur Umum, Desa Tublopo, Megie Selan kepada SUARA TTS. COM, Rabu 29 Maret 2023 mengatakan, hasil panen jagung masyarakat Desa Tublopo tahun ini sangat buruk. Hanya satu dua tempat yang hasilnya bagus, tapi sebagian besar hasilnya buruk. Kondisi ini diperparah dengan naiknya harga beras.
“ Ini tahun hasil panen jagung jelek kakak. Banyak masyarakat yang mengeluh. Tambah lagi harga beras naik,” ungkap Megie.
Kondisi ini lanjut Megie, mendorong warga Desa Tublopo khususnya dusun B dan C untuk merantau ke Kalimantan guna mencari pekerjaan.
“ Kami punya warga sudah banyak yang jalan ke Kalimantan untuk cari kerja. Ada yang jalan suami saja, ada juga yang jalan bawa dengan istri. Sementara anak-anak dititip ke keluarga,” sebutnya.
Ket foto : Nampak jagung di Desa Tublopo gagal panen karena tak ada isi.
Siprianus Selan, warga Desa Tublopo mengeluh hasil panen jagungnya turun drastis. Dari sebelumnya ia bisa mendapatkan 40 sampai 50 kuda jagung, tahun ini hasil panennya hanya menghasilkan 4 kuda jagung. Dirinya juga mengeluh naiknya harga beras.
Oleh sebab itu, dirinya akan merantau ke Papua untuk bekerja di perkebunan kelapa sawit guna memenuhi kebutuhan keluarga.
“ Kakak kalau hasil panen model begini kita mau makan juga susah. Tambah lagi beras harga naik. Sedangkan kebutuhan di rumah mulai dari makan hingga kebutuhan anak sekolah tidak bisa ditunda. Sehingga saya terpaksa harus cari kerja ke luar. Saya rencana mau ke Papua untuk cari uang,” terangnya. (DK)
Editor : Erik Sanu
