Example 728x250
Berita

Forum Mahasiswa NTT Surabaya Gelar Dialog Kebangsaan

38
×

Forum Mahasiswa NTT Surabaya Gelar Dialog Kebangsaan

Sebarkan artikel ini

Ket Foto : Nampak jajaran Forum mahasiswa NTT saat pose bersama

Laporan Reporter SUARA TTS.COM,TIM

SUARA TTS.COM | SURABAYA- Forum Mahasiswa Nusa Tenggara Timur (FM-NTT) Surabaya menyelenggarakan acara Temu Mahasiswa NTT Se-Indonesia ll dengan tema “Dialog Kebangsaan Pemuda Kolaborasi Reformasi Mahasiswa NTT Menuju Peradaban”.

Kegiatan tersebut berlangsung di Gedung Auditorium Universitas DR Soetomo (Unitomo) Surabaya, Rabu (25/10/2023).

Acara ini dihadiri langsung oleh tokoh-tokoh sesepuh dan senior NTT seperti Ketua Umum Satu Darah Flobamora Jawa Timur (SDF-Jatim), Ketua Umum Flores Bersatu Indonesia Surabaya (FBI), serta tamu undangan dikalangan pemerintahan yakni, perwakilan Gubernur Jatim, Komisi D DPRD Jatim, Walikota Surabaya dan Rektor lll Unitomo.

Melibatkan seluruh mahasiswa NTT yang ada di Indonesia, kegiatan ini rencananya akan berlangsung selama 4 hari mulai tanggal 25 hingga 28 oktober.

Kegiatan ini dibuka dengan pemukulan gong oleh perwakilan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, dalam hal ini Walikota yang disaksikan langsung oleh tokoh undangan dan peserta yang hadir.

Dalam sambutannya Ketua FM-NTT Fathurizal Husni mengatakan bahwa hingga hari ini mahasiswa NTT masih minim mengeksplorasi diri. “Banyak mahasiswa NTT yang belum mengeksplorasi diri dan mendistribusikan kader-kader, maka dari itu perlu adanya gebrakan baru”, ungkapnya.

Ketua umum SDF Jatim, Drs Mikdon Henki Tanaem dalam sambutannya memberikan dorongan dan motivasi untuk seluruh mahasiswa NTT.

“Pesan kami sebagai orang tua, manfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk belajar sehingga suatu saat nanti jika Tuhan berkenan, adik-adik sekalian bisa menjadi pemimpin daerah,” kata pria yang akrab disapa Bung Nedy ini.

Hal yang sama juga disampaikan Ketua umum FBI Surabaya G.W. Thody. Ia mengatakan bahwa dengan terbentuknya organisasi FM-NTT sejak dua tahun yang lalu bukanlah hal yang mudah.

“Organisasi ini terbentuk sudah dua tahun. Maka jadilah pelaku sejarah, karena menjadi penikmat sejarah sudah terlalu banyak. Belajar di kampus itu ilmu hanya 30 persen sisanya kita belajar di lingkungan, dan jangan lupa harus berorganisasi,” ucap Thody.(Max)

Editor : Erik Sanu 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: jangan klik kanan ya...