DPRD TTS Duga Ada Monopoli Pengadaan Buku Tingkat SD

Berita, Pemerintahan158 Dilihat

Ket Foto : Wakil ketua komisi IV, Roy Babys.

Laporan Reporter SUARA TTS. COM, Dion Kota.

SUARA TTS. COM | SOE – Wakil Ketua Komisi IV DPRD TTS, Roy Babys menduga adanya praktek monopoli pengadaan buku di tingkat sekolah dasar (SD) di Kabupaten TTS. Pasalnya menurut pria yang akrab disapa Roy ini, hanya satu penerbit yang menjadi pemenang pengadaan buku SD di Kabupaten TTS.

“ Aneh, jumlah sekolah SD di TTS ini ada 500 lebih, tapi yang menang pengadaan buku hanya satu penerbit. Ini ada apa? Terkesan ada monopoli pengadaan buku untuk tingkat SD karena hanya satu pihak yang dimenangkan,” tanya Roy dalam rapat gabungan komisi bersama mitra Kamis 27 Juli 2023 di ruang Banggar DPRD TTS.

Roy juga mempertanyakan proses pengadaan buku yang masih dilakukan secara manual. Padahal, di daerah lain proses pengadaan buku sudah dilakukan secara online.

Ket foto ; Nampak suasana rapat gabungan komisi bersama mitra yang berlangsung di ruang Banggar DPRD TTS.

Selain itu, politisi PKB ini juga mempertanyakan intervensi pengawas sekolah dalam proses pengadaan buku. Dimana dalam proses pengadaan buku, penunjukan pemenang harus melalui rekomendasi pengawas sekolah.

“ Ada aturan dimana yang memberikan ruang kepada pengawas untuk intervensi pengadaan buku? Seharusnya pengawas tidak boleh intervensi dengan memberikan rekomendasi,” tegas Roy.

Mantan Kadis Pendidikan Dominggus Banunaek membenarkan adanya intervensi (rekomendasi pengawas sekolah) dalam penunjukan pemenang pengadaan buku. Hal tersebut merupakan kebijakan nya sebagai kepala dinas kala itu.

Kebijakan tersebut dijelaskan Banunaek, diambil karena menurutnya para kepala sekolah dan guru tidak mengerti buku mana yang harus digunakan dikurikulum merdeka.

“ Itu kebijakan saya yang buat karena para guru dan kepala sekolah belum paham buku mana yang harus digunakan dalam kurikulum merdeka sehingga harus ada rekomendasi pengawas dalam proses pengadaan buku,” terang Banunaek.

Menyikapi jawab sang mantan Kadis yang baru meninggalkan jabatannya kurang lebih 2 minggu, Roy terlihat senyum-senyum sendiri. Dirinya mengaku bingung jika kepala sekolah dan guru tidak tahu buku mana yang harus digunakan dalam kurikulum merdeka.

“ waduh, ini kalau guru dan kepala sekolah tidak tahu buku mana yang harus digunakan ini kacau. Ini kerja dinas model apa sampai soal buku apa yang digunakan saja guru dan kepala sekolah tidak tahu? Sehingga harus diarahkan oleh pengawas sekolah. Kita takutnya memang ada arahkan untuk memenangkan pihak tertentu sehingga semua sekolah mengarah ke satu pihak dalam proses pengadaan buku,” pungkas calon Bupati dari PKB ini. (DK)

Editor : Erik Sanu 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *